Jelang Final Liga Champions Tepikan CR7 vs Messi, Ada Evra vs Pique

(Reuters/AFP)

Roma - Tepikan dahulu pembicaraan soal Cristiano Ronaldo kontra Lionel Messi. Alihkan sorotan ke Patrice Evra dan Gerrard Pique, yang akan bertugas menjaga sekaligus menjagal langkah dua bintang itu.

Pertemuan Manchester United kontra Barcelona di laga final Liga Champions musim ini tak pelak mencuatkan pembicaraan mengenai persaingan antara dua bintang di masing-masing kubu, Ronaldo dan Messi. Dalam laga puncak tersebut, CR7 dan Messidona memiliki kesempatan untuk membuktikan siapa yang terbaik di muka bumi untuk saat ini.

Namun, di final nanti nasib keduanya juga "bergantung" pada orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah bek-bek lawan, yang diberi tugas untuk mematikan pergerakan keduanya. Bila mampu bertugas secara optimal, maka sang bek akan mengubah takdir sang bintang, yang tadinya begitu bersinar bisa menjadi meredup.

Jadilah, final Liga Champions musim ini bukan hanya persaingan antara Ronaldo kontra Messi. Patrice Evra (MU) akan beradu kualitas dengan Gerrard Pique (Barcelona) dalam menghentikan bintang dari lawan masing-masing.

"Saya yakin, Messi akan membuat saya lebih kesulitan untuk malam itu. Anda harus tetap fokus di sepanjang laga untuk menghentikannya. Lengah sedikit, maka ia bisa mencetak gol," demikian penilaian Evra tentang sang calon lawan, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu Gerrard Pique akan menjadi tembok penghalang bagi Ronaldo. "Jelas, saat ini Ronaldo merupakan pemain dunia kelas atas. Kemampuannya melewati penjagaan lawan sungguh luar biasa. Meski Anda telah mengenal gaya bermainnya, ia selalu memiliki cara untuk mengecoh para bek," timpal Pique.

Bagaimana komentar sang bintang terhadap para calon penjaga sekaligus penjagalnya itu?

"Evra merupakan pemain yang luar biasa," ujar Messi singkat.

"Pique adalah pemain yang baik. Ia sedikit tahu tentang saya, hanya sedikit. Itu sebabnya saya akan berusaha mengelabuinya," timpal Ronaldo soal Pique yang pernah berseragam MU itu.

KFC 'Kehilangan' Kolonel Sanders di Internet

Kolonel Sanders

Jakarta - Teknologi pengenal wajah (facial recognition technology) yang ditanamkan pada Google Street View menunjukkan keefektifannya. Teknologi ini mempermudah Google untuk melacak dan melakukan pengaburan wajah orang-orang di jalanan terkait masalah privasi.

Namun dalam kenyataannya yang terjadi bukan hanya pengaburan wajah terhadap orang-orang yang masih hidup saja, namun juga berlaku bagi yang sudah tidak bernafas. Hal ini terlihat jelas jika pengguna Google Street View mengamati gambar restoran cepat saji KFC di penjuru negara Inggris lewat layanan internet milik Google ini.

Anda tak akan melihat lagi gambar sosok berkacamata dengan jenggot dan rambut putihnya yang terkenal itu. Ya, gambar si Kolonel Sanders, pendiri KFC yang meninggal tahun pada 1980 ikut-ikutan diblur di layanan internet milik Google ini.

Dikutip dari Telegraph, Senin (25/5/2009) Google mengklaim, melakukan hal tersebut untuk melindungi privasinya dan juga karena ia termasuk orang yang 'sesungguhnya'.

Alhasil, ini menjadi kali pertama bagi almarhum Kolonel Sanders absen di gerai miliknya sendiri. Sebab, foto Sanders di 760 restoran cepat saji itu di Inggris tak lagi nampak jelas.

"Patut disayangkan, wajah Kolonel Sanders turut diblur, namun di saat yang bersamaan hal ini memperlihatkan betapa bagusnya teknologi pengenal wajah kami", ujar juru bicara Google mencoba berkilah.

Scarlett Johansson Segera Rilis Album Kedua

Rata TengahScarlett Johansson

Los Angeles - Tak hanya piawai sebagai aktris, kemampuan Scarlett Johannson di dunia tarik suara juga tak bisa diabaikan. Kini Scarlett siap merilis album kedua yang telah digarapnya selama 3 tahun.

Ternyata album ini telah direkam sejak tahun 2006. Jauh sebelum Scarlett merilis album perdananya 'Anywhere I Lay My Head' pada 2008 lalu.

Dikutip detikhot dari Contactmusic, album yang rencananya diberi judul 'Break Up' tersebut adalah sebuah album duet. Scarlett berduet dengan penyanyi sekaligus penulis lagu Pete Yorn.

Konsep duet ini ternyata terinspirasi daari Serge Gainsbourg yang rekaman bareng aktris Brigitte Bardot pada 1960 silam. Rencananya album kedua bintang 'In Good Company' itu akan dirilis September mendatang.

Film Asal Mula Kekejaman Nazi Jadi Jawara di Cannes

Festival Film Cannes

Cannes - Minggu (24/5/2009), Festival Film Cannes resmi ditutup. Kali ini film yang meraih Daun Palem Emas adalah 'The White Ribbon' film garapan sutradara asal Austria Michael Haneke.

Seperti detikhot kutip dari Reuters, Senin (25/5/2009), 'The White Ribbon' memang salah satu film yang difavoritkan oleh ratusan kritikus film dan wartawan. Hadir dengan warna hitam putih, 'The White Ribbon' mengeksplorasi asal mula kekejaman Nazi. Film dengan setting Perang Dunia I itu menampilkan sekelompok anak yang diperlakukan secara brutal oleh orangtuanya di pedesaan bagian utara Jerman.

Michael Haneke mengungkapkan film garapannya itu bukan hanya soal kekejaman Nazi Jerman tapi juga mengkritik fanatisme. "Anda bisa mengaplikasikan pada bentuk fanatisme lainnya. seperti gerakan Islam atau sayap kiri fasisme," ujarnya.

Film lain yang juga meraih penghargaan di festival film yang digelar di the French Riviera resort itu adalah 'A Prophet'. Film drama yang digarap oleh sutradara Jacques Audiard asal Prancis tersebut mendapat penghargaan juara ke dua.

Penghargaan Aktris Terbaik diraih oleh Isabelle Huppert. Sementara Christoph Waltz yang tampil ciamik di film garapan Quentin Tarantino 'Inglourious Basterds' dinobatkan sebagai Aktor Terbaik.

Dina Mariana Pernah Diajak Kencan di Facebook

Dina Mariana

Jakarta Penyanyi era 70-an Dina Mariana pernah merasakan dampak negatif Facebook. Ia diajak kencan pria iseng.

"Saya dianggap masih anak muda, ada yang pengin jadiin saya pacar, macam-macam gitu lah, basi-basian deh PDKT nya," kisah Dina saat ditemui di SMA Negeri 1, Jl. Budi Utomo, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2009).

Pengalaman yang dirasakan Dina itu seolah sama dengan fatwa haram dari ulama dari pondok Pesantren se Jawa-Madura. Mereka mengharamkan Facebook karena situs jejaring sosial itu dianggap sebagai tempat untuk mencari jodoh atau pacaran.

Meski merasakan dampak negatif Facebook, pelantun 'Ingat Kamu' itu tak setuju jika diharamkan. Menurutnya Facebook membawa lebih banyak dampak positif ketimbang negatif.

"Kalau ada yang kayak gitu, nggak saya tanggapin, cuekin aja," tukasnya.

Menurut Dina penggunaan Facebook untuk hal yang buruk atau baik, semua tergantung ke individu masing-masing. Ditambahkannya, tidak semua orang berperilaku negatif di Facebook.

"Jangan menuduh yang nggak-nggak," ujarnya.

Untuk Dina, ia merasakan benar manfaat Facebook. Selain bisa berkomunikasi langsung dengan penggemarnya, perempuan 43 tahun itu juga tak kesusahan lagi ngobrol dengan saudaranya yang tinggal di luar negeri.